30 Desember 2008

Tujuh Situasi Sulit di Tempat Kerja


- Bila seorang karyawan ditanya, bagian apa yang paling berat dari pekerjaannya, bisa jadi jawabannya bukanlah memenuhi jadwal deadline atau bagaimana bisa menjual komoditas lebih banyak. Seringkali, tantangan yang terberat justru bagaimana bernegosiasi membangun relasi antar teman kerja sendiri. Ini merupakan persoalan klasik yang bisa membuat karyawan stres atau merasa direndahkan. Nah, lantas, apa yang harus dilakukan?

1. Seorang rekan kerja bertanya berapa gaji Anda. Anda mungkin memutuskan untuk tidak berterus-terang, namun tentu tergoda untuk balik mengetahui berapa yang ia peroleh. Apa yang sebaiknya Anda lakukan?

Logikanya, jika perusahaan ingin memberi tahu Anda berapa besar yang diperoleh rekan kerja Anda, tentu hal itu sudah diberitahukan. Contohnya, pegawai negeri, yang dari jabatan dan golongannya saja orang sudah bisa tahu gajinya, bukan?

Pada umumnya, perusahaan memiliki patokan gaji untuk jenis pekerjaan tertentu. Seberapa banyak seorang karyawan mendapatkan upah tergantung berbagai faktor, dari pengalaman kerja, permintaan personalia, sampai kemampuan karyawan dalam bernegosiasi. Peluang mendapatkan kenaikan upah berkala adalah hal yang berbeda lagi.

Pakar manajemen mengingatkan, "Jangan pernah mendiskusikan masalah gaji kecuali dengan atasan." Pasalnya, menyebutkan berapa besar gaji, bisa menyakiti hati rekan kerja Anda maupun Anda sendiri. Bahkan, bila Anda memperoleh lebih darinya, Anda bisa saja kecewa karena ternyata bedanya tak seberapa. Apabila Anda memperoleh jauh lebih banyak, Anda mungkin merasa heran kenapa Anda tak juga dipromosikan. Dan sekali Anda membagi cerita tentang gaji Anda, siapa yang bakal bisa menghentikannya bila suatu saat berantai ke orang lain?

2. Anda sedang mengeluh tentang atasan Anda kepada seorang rekan kerja, ketika tiba-tiba tanpa sepengetahuan Anda, atasan melintas di dekat Anda. Anda merasa pasti bahwa ia mendengar keluhan Anda, namun ia tak berkomentar apa pun. Perlukah Anda mendiskusikan hal itu atau justru berbohong?

Bila Anda yakin, maka tak ada cara lain kecuali Anda harus menelan peluru. Tanyakan pada atasan Anda, apakah dia mendengar apa yang baru saja Anda perbincangkan dengan rekan kerja Anda. Bahkan, kendati ia bilang tidak sekalipun, manfaatkan kesempatan tersebut untuk mendiskusikan masalah yang Anda keluhkan. Anda tak perlu memberi isyarat bahwa dialah yang Anda maksudkan, tapi ungkapkan bahwa Anda sedang frustrasi tentang satu hal. Jelaskan apa yang Anda pikir, dan mintalah pendapatnya.

Apabila ia bilang mendengar, langsung saja pulihkan kerusakan tersebut. Minta maaflah, katakan bahwa pembicaraan seperti itu tidak profesional dan tak layak, dan berjanjilah tak akan mengulang lagi. Jelaskan kenapa Anda merasa frustrasi, dan minta masukan darinya. Namun, Anda harus siap menerima kecaman darinya, karena Andalah yang memulainya. Akhiri pembicaraan dengan menanyakan padanya apalagi hal yang sekiranya bisa memperbaiki hubungan dengannya.

"Berkeluh kesah di kantor ibarat bermain dengan api. Karena, setiap orang bisa saja kemudian mendengarnya. Kalaupun Anda ingin berkeluh-kesah, lakukan hal itu dengan sahabat di luar kantor atau dengan suami di rumah."

3. Seorang rekan kerja tampak agak malas. Kendati tak langsung berpengaruh pada pekerjaan Anda, tapi secara prinsip mengganggu Anda juga secara moral, dan karenanya Anda berharap atasan akan mengambil tindakan. Apabila Anda merasakan hal ini, maka saran pakar:

Karena beban kerja Anda tak menjadi lebih banyak, maka Anda perlu menjawab dengan jujur, kenapa Anda merasa begitu gusar? Apakah Anda merasa seolah-olah yang Anda kerjakan tidak mendapat pengakuan? Apabila ini persoalannya, pusatkan perhatian untuk bekerja sebaik-baiknya, dan upayakan mendapatkan pengakuan. Dokumentasikan prestasi Anda. Kirimkan memo pendek kepada atasan Anda tentang garis besar target yang Anda capai belakangan ini, atau bahkan yang Anda lampaui.

Apabila Anda merasa pasti bahwa tingkah lakunya memang mengganggu secara moral, maka jangan menyalahkan seseorang, jangan menyebut nama, dan jangan mencerca. Pertama kasus seperti ini sulit dibuktikan. Selain itu, mengeluh kepada atasan soal seperti ini, atau bila hal ini sampai ke telinganya, maka atasan akan bertanya-tanya, kenapa Anda punya banyak waktu untuk memperhatikan hal-hal seperti ini.

Sangat mungkin atasan Anda tidak begitu memperhatikan bahwa rekan Anda tergolong pemalas atau bahwa hal itu berdampak secara moral. Atau, barangkali saja ia mengetahui hal tersebut, namun diam saja karena menghindari konfrontasi. Anda bisa mengangkat isu tersebut secara umum dalam meeting departemen Anda. Sarankan kepada atasan untuk memperbarui harapan-harapan produktivitas bagi setiap orang, hal yang memang perlu menjadi fokus perhatian dan bisa mengingatkan para pemalas terhadap standar kerja.

4. Sahabat Anda di tempat kerja tiba-tiba mendapatkan promosi sehingga kemudian menjadi atasan Anda. Akibatnya Anda menjadi canggung, kendati ia berusaha tetap menjadi teman dekat Anda.

Realitanya adalah bahwa hubungan Anda dengannya tidaklah sama seperti sebelumnya, dan pada akhirnya Anda berdua harus menyadari hal ini. Yang harus mengambil inisiatif adalah Anda. Lakukan dengan segera, karena bila ada kemarahan yang dirasakan, maka akan berdampak pada kemampuan kerja Anda.

Bersikaplah jujur padanya. Misalnya, "Persahabatan kita tidak bisa lagi seperti dulu. Apabila kita terlalu dekat, maka aku bisa dicurigai oleh orang lain sebagai orang kepercayaanmu yang tahu segala rahasia. Dan itu bisa memecah belah tim kerjamu. Jadi, demi kebaikan kelompokmu, aku akan menjaga jarak di antara kita."

Dengan cara ini, Anda memberikan alasan yang sah baginya untuk melepaskan hubungan dengan Anda. Apabila ia ngotot ingin mempertahankan persahabatan, dan Anda masih tetap merasa tidak nyaman, maka bicaralah dengannya tentang pilihan posisi yang berbeda di perusahaan tersebut, sehingga Anda tidak menjadi bawahannya lagi. Atau, mulai saja mencari kesempatan bekerja di luar perusahaan itu. "Apabila Anda tidak bekerja bersama-sama lagi, maka Anda berdua akan mampu melanjutkan persahabatan," kata pakar.

5. Seorang rekan kerja punya kebiasaan yang menjengkelkan, yakni mencuri ide Anda, dan mengatakannya seolah-olah itu adalah gagasannya. Dan yang menyebalkan, atasan selalu saja percaya bahwa ialah penggagasnya.

Bila hal ini seringkali terjadi, maka persoalannya tampaknya bukanlah pada teman Anda, tapi lebih pada Anda yang tidak mampu membuat Anda didengar orang lain. Maka, Anda perlu memperhitungkan kenapa atasan Anda beranggapan ide Anda tersebut tidaklah sebagus ketika teman Anda yang mengungkapkannya. Anda mungkin saja membuat kata pengantar yang terlampau rendah hati untuk gagasan yang begitu hebat. Misalnya dengan mengatakan "Ini mungkin agak kampungan, tetapi bagaimana bila kita."

Jadi, cobalah belajar dari kolega yang menurut Anda senantiasa mampu mengutarakan gagasannya. Karena siapa tahu mereka memiliki naluri yang lebih baik tentang bagaimana menjual sebuah proyek.

6. Tak ada privasi di tempat kerja Anda. Anda sedang mencoba mencari pekerjaan lain, dan Anda sadar bahwa ada rekan yang mengetahuinya dari pembicaraan telepon Anda. Apakah Anda perlu meminta tetangga meja sebelah untuk tidak menyebarkannya ke orang lain, ataukah beranggapan bahwa mereka akan bisa melakukan hal yang benar?

Jangan pernah berasumsi apa pun tentang teman kerja. Dan jangan berharap bahwa mereka akan diam hanya karena Anda memintanya. Orang seringkali tidak tahan menjadi penyandang gosip kantor seperti itu. Sekali ada kata terluncur dan didengar, maka hanya menunggu soal waktu sampai akhirnya atasan mengetahuinya. Bagaimana bila ternyata Anda tak mendapatkan pekerjaan yang Anda cari, sementara itu di kantor Anda juga tak memperoleh promosi karena atasan beranggapan kaki sebelah Anda sudah berada di luar?

Jadi, tunggulah hingga istirahat makan siang atau hingga jam kerja usai, dan meneleponlah dari luar kantor, di mana Anda tak akan didengar atau terganggu.

7. Atasan Anda menghendaki Anda berbohong. Terkadang ia meminta Anda menaikkan angka dalam laporan pembelanjaan. Anda juga diminta untuk mengatakan pada salah seorang rekan bahwa atasan belum menerima laporannya, sementara Anda tahu bahwa laporan sudah ada di mejanya. Anda berpikir bahwa atasan Anda ini tentu bisa membuat Anda masuk "neraka" bila Anda menolak permintaannya yang kotor.

Atasan Anda sedang membangun bencana, dan menyeret Anda mengikutinya. Yang paling baik bagi Anda adalah lekas-lekas mencari pekerjaan baru di luar. Lakukan hati-hati untuk berjaga-jaga apabila suatu kali kasusnya meledak sebelum Anda mampu mengatasinya. Sebelum Anda mendapatkan pekerjaan pengganti, catatlah semua pesan melalui telepon, berikan stempel pada setiap laporan yang masuk, sertai dengan tanggal diterima, dan catatlah apa-apa yang Anda kirim ke luar darinya.

Perbedaan perincian antara yang diminta atasan untuk disimpan dalam laporan pembelanjaannya dengan yang Anda buat haruslah benar. Kendati mengumpulkan informasi seperti ini tidak akan menjamin bahwa pekerjaan Anda akan aman-aman saja, pada akhirnya ini akan memberikan Anda semacam kredibilitas apabila atasan Anda tertangkap suatu saat.

Anda juga bisa mengunakan informasi ini untuk melaporkan atasan kepada atasannya atau ke departemen SDM (sumber daya manusia), namun ini berarti Anda akan mendapatkan risiko kehilangan pekerjaan apabila perusahaan memutuskan untuk memeriksa atasan Anda, atau apabila perusahaan memilih menyingkirkan Anda pula. Dan Anda harus ingat bahwa tak banyak perusahaan yang memiliki Departemen SDM, dan mencari pekerjaan bukanlah soal yang sepele.

Opsi yang lebih baik mungkin adalah mempertimbangkan untuk mendekati atasan Anda dan mengungkapkan kepedulian Anda. Namun ini pun mengandung risiko. Karena atasan Anda kemungkinan akan menganggap hal ini sebagai pembangkangan.

Bisa pula Anda bilang begini, "Akhir-akhir ini kita kurang fokus." Atau, "Saya merasa tak enak bilang pada Susi bahwa kita belum menerima laporannya. Barangkali saya bisa membantu dengan membuat ringkasan laporannya dan melampirkannya untuk Ibu? Saya juga bisa mengingatkan deadline, dan mengingatkan prioritas kita."

Dengan demikian ia akan tahu bahwa Anda tak lagi berkenan berbohong demi dirinya, namun Anda juga memberinya jalan untuk menyelamatkan muka serta membuat pekerjaannya terselesaikan. Namun toh, ada hikmahnya juga, karena dengan demikian Anda akan terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan tingkat tinggi.

Tips Mengambil Keputusan

Memutuskan sesuatu yang penting bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika keputusan tersebut merupakan keputusan yang menentukan bisnis di perusahaan. Anda butuh waktu lama untuk merenungi keputusan yang terbaik. Tak jarang Anda dilanda 'pusing tujuh keliling' karena di saat masih berpikir Anda sudah harus membuat keputusan secepatnya.
Tapi jangan terlalu khawatir, Anda yang sedang berpikir untuk mengambil keputusan, coba deh tips singkat berikut:
- Pastikan Anda mengetahui batas terakhir (deadline), kapan keputusan itu harus ditetapkan. Setelah itu tentukan ‘deadline’ untuk diri sendiri, kapan keputusan tersebut sudah harus Anda buat. Catat tanggal yang Anda tentukan sebagai batas ‘deadline’.
- Tetapkan dengan jelas kriteria atau kualifikasi keputusan yang harus Anda ambil. Misalnya keputusan tersebut harus menguntungkan karyawan dan perusahaan atau keputusan tersebut tidak memberatkan semua pihak.
- Kumpulkan informasi dan data penting yang mempengaruhi hasil keputusan. Karena siapa tahu informasi tersebut diperlukan untuk bahan argumentasi. Jangan lupa untuk menentukan batas waktu pengumpulan informasi.
- Buatlah beberapa alternatif keputusan dari data dan informasi yang telah terkumpul. Pelajari dan pertimbangkan nilai atau bobot masing-masing alternatif tersebut, mana yang paling pas dan tepat.
- Jangan sekalipun berlaku subyektif dalam mengambil keputusan, artinya jangan memilih keputusan yang menguntungkan Anda atau sekelompok orang semata.
- Ketika Anda telah mempelajari dan mempertimbangkan dengan matang alternatif keputusan tersebut, jangan ragu untuk menentukan keputusan terbaik dari beberapa alternatif keputusan yang ada. Ingat, keragu-raguan hanya akan membuat keputusan yang sudah Anda ambil ‘mentah’ kembali.
- Umumkan keputusan yang Anda buat pada waktu yang tepat dan telah ditentukan. Pada saat mengumumkan keputusan ini pastikan bahwa Anda didukung oleh data yang kuat, akurat, dan relevan. Kalau perlu saat menyampaikannya, katakan bahwa keputusan ini dibuat atas pertimbangan dan pemikiran yang matang dan rasional.
- Jangan takut untuk memaparkan argumen Anda, seandainya ada pihak yang keberatan. Jangan sampai komplain atau protes dari penerima keputusan membuat Anda berpikir untuk merubah keputusan yang telah Anda buat.
Nah kalau keputusan itu sudah bulat, jangan sampai Anda sebagai pembuat keputusan mencemari konsekuensi keputusan yang telah ditetapkan bersama. Selamat mengambil keputusan!

TIPS RINGAN USIR KANTUK DI KANTOR

Rasa kantuk memang sangat akrab di lingkungan kerja. Tanpa sengaja, pagi-pagi Anda mungkin melihat rekan kerja yang sedang menguap lebar tanda kantuk melanda dirinya. Mungkin, semalam dia tidur sangat larut sehingga waktu tidurnya masih kurang. Rasa kantuk berat seperti itu berakibat menghambat produktivitas kerja.

Nah bagaimana jika Anda yang terserang kantuk berat? Apakah Anda biarkan saja hingga Anda menguap terus menerus? Tentu saja tidak! Namun, menyelesaikan kantuk di kantor dengan pergi tidur juga tidak mungkin. Masalahnya, apa yang perlu Anda lakukan agar kantuk Anda hilang? Tips ringan di bawah ini mungkin dapat membantu Anda:

o. Usahakan untuk mendapatkan cahaya yang terang, paling sedikit sebanding dengan cahaya di pagi hari. Cahaya yang lebih terang diyakini dapat mengurangi kantuk yang menyerang. So, jika Anda mengantuk hampiri jendela dan tataplah ke luar ruangan.

o. Pergilah ke rest room dan basuh wajah Anda dengan air beberapa kali, sehingga Anda akan merasakan kesegaran. Air yang membasahi wajah dipastikan dapat menyegarkan penglihatan Anda. Kemudian belalakan mata Anda lebar-lebar dan segera sadarkan diri Anda bahwa Anda kini masih berada di kantor, bukan di rumah!

o. Simpan wewangian atau minyak aromaterapi yang dapat menambah semangat kerja Anda, seperti bau-bauan mint atau jeruk. Wewangian ini dapat Anda pasang di ventilasi AC atau letakkan di meja di dekat ruangan kerja Anda. Bau-bauan yang segar akan merangsang penciuman Anda dan mengurangi kantuk.

o. Nyalakan bunyi-bunyian. Bunyi-bunyian yang tidak teratur, seperti suara radio, musik, dapat meningkatkan kewaspadaan dan ketajaman otak Anda. Sebaliknya bunyi yang teratur seperti deru ac membuat Anda merasa ngantuk.

o. Lakukan olahraga ringan, seperti senam ringan dengan menggerakkan kepala, tangan, kaki atau berjalan-jalan santai di ruangan juga bisa Anda lakukan. Gerakan-gerakan yang cukup simultan dapat menghambat saraf kantuk Anda.

o. Bila kantor Anda memiliki taman-taman indah, keluarlah sebentar dari ruang kerja Anda dan pandanglah pohon-pohon hijau di taman. Niscaya mata Anda menjadi segar kembali. Tapi jangan kelamaan loh, kalau Anda merasa sudah lebih segar kembalilah ke dalam ruangan dan lanjutkan aktivitas kerja Anda.

Nah, kini jika Anda terserang kantuk Anda tak perlu berpikir untuk pulang ke rumah lalu tidur bukan? Anda dapat mengatasinya dengan salah satu cara tadi. Daripada Anda dibilang pemalas karena kantuk yang sering menyerang, lebih baik Anda lawan kantuk Anda. Sehingga produktivitas Anda pun nggak terhambat lagi. /sumber (GCM/MK)

Tips & Trik Redakan Stress

sebelum membaca pastikan anda dalam keadaan stress.... hehehe....
simak ulasannya, toroktoktok jreknong....

Dalam kehidupan modern setiap hari sarat dengan segala tuntutan dan permasalahan, ditambah berbagai beban hidup, membuat stress sepertinya jadi sesuatu yang tak terelakkan. Tekanan demi tekanan semacam itu jika dibiarkan akan sangat mengganggu secara psikologis. Namun, ada banyak cara untuk meredakan stress, berikut 15 cara redakan stress
1. Ambil Jeda
Saat Anda menyadari mulai merasakan tekanan, hentikan apapun yang tengah Anda kerjakan dan katakan dalam hati pada diri Anda sendiri ‘tenang.’
2. Atur Tarikan Nafas
Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan dengan perlahan, konsentrasikan pada gerakan diafragma Anda. Lakukan ini dua atau tiga kali hingga Anda mulai merasa terkendali.
3. Redakan Ketegangan
Jika Anda sedang duduk, berdirilah dan lakukan perenggangan yang lembut seleber yang Anda mampu. Gerakan tangan dan lengan Anda bergantian, lalu angkat bahu dan buat tubuh Anda merasa rileks.
4. Bergeraklah
Lakukan jalan cepat, meski itu hanya jalan-jalan di seputar ruangan atau kamar mandi, hal ini berguna untuk membantu melancarkan aliran darah. Bergerak secara teratur ini dapat membantu membakar efek negatif dari hormon stress.
5. Berteriak Dan Menjerit
Pergilah ke sebuah tempat yang pribadi dan menjerit atau berteriak sekeras yang Anda bisa. Ini dapat juga dipakai untuk terapi pereda stress. Beberapa orang menemukan memukul bantal sekeras mungkin dapat membantu.
6. Terapi Esensial Bunga
Letakan beberapa tetes sari bunga, seperti Bach Rescue Remedy, Jan de Vries Emergency Essence atau Australian Bush Flower Emergency Essence, di lidah Anda.
7. Berpikirlah Positif
Pilih sesuatu yang layak, sebuah pemikiran pribadi yang positif – seperti misalnya ‘Aku merasakan tekanan positif, bukan stress yang negative’ – dan ulangi secara teratur pada diri Anda sendiri.
8. Santap Makanan Sehat
Jalani diet makanan sehat dan jangan tergoda untuk makan berlebih. Santap makanan kecil yang sehat, seperti buah kering, biscuit gandung untuk membantu memperbaiki kadar gula Anda.
9. Dengarkan Musik
Mendengarkan irama musik yang lembut dapat membantu Anda lebih tenang. Suara alam seperti rekaman debur ombak, kicau burung, atau suara air yang mengalir sangat idela.
10. Pertegas Diri Anda
Belajarlah untuk bersikap lebih tegas. Berkata ‘Tidak’ untuk permintaan yang tak masuk akal akan membantu Anda mengurangi tekanan.
11. Terorganisir
Mulai atur kehidupandan waktu Anda secara efektif. Buat Prioritas sehingga Anda dapat mengatasi tekanan dalam satu waktu.
12. Beri Pujian Pada Orang Lain
Buat sebuah poin dengan memberi pujian secara tulus pada orang lain di sekitar Anda. Jika Anda mampu membuat mereka merasa nyaman dengan diri sendiri memberi efek positif pada Anda juga.
13. Tertawa
Tonton komedi, tertawalah bersama teman Anda, atau kunjungi website yang khusus menyediakan lelucon – tertawa merupakan penawar luar biasa bagi stress.
14. Temukan Ketenangan Dari Dalam
Visualisasi atau meditasi dapat membantu Anda menemukan sebuah ketenangan dari dalam pada saat di sekeliling Anda dipenuhi tekanan dan kegaduhan.
15. Konsumsi Vitamin dan Suplemen
Anda mungkin butuh grup vitamin B, dan antioksidan semacam vitamin C dan E pada saat-saat penuh tekanan. Suplemen probiotik dapat juga membantu Anda mengatasi
Kiat Menentukan Target
Setiap rencana kerja pasti memiliki target untuk memudahkan karyawan mewujudkan rencana tersebut. Karena target merupakan gambaran keberhasilan yang akan dicapai pada masa mendatang. Misalnya, perusahaan berencana meningkatkan keuntungan penjualan dengan target 70% dari keuntungan semula. Tanpa target yang jelas, karyawan rasanya akan sulit bertindak. Berikut ini adalah kiat menentukan target:
1. Realistis
Target hendaknya dibuat serealistis mungkin. Dalam arti tidak terlalu besar tetapi juga jangan terlalu kecil. Karena kalau terlalu besar, dikhawatirkan akan sulit dicapai. Sebaliknya jika terlalu kecil tidak ada tantangan dan terlalu mudah dicapai.
2. Spesifik dan sederhana
Target yang terlalu umum sulit diterjemahkan oleh karyawan. Target yang sederhana namun spesifik akan lebih mudah diaplikasikan dalam bentuk praktis. Tetapi meski sederhana, jangan abaikan nilai tantangannya.
3. Jelas
Suatu target harus disusun sejelas-jelasnya. Artinya suatu target harus ditentukan kapan akan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan serta biaya yang diperlukan untuk pencapaian target tersebut. Dengan demikian target akan lebih jelas dan mudah dicapai.
4. Batas waktu
Berikan batas waktu yang pasti untuk pencapaian setiap target. Misalnya bulan depan, tahun depan, dst. Tanpa batasan waktu, akan membuat target semakin lama dicapai. Dengan batasan waktu ini juga akan mudah diukur apakah pencapaian target itu cepat atau lambat.